Sunday, October 16, 2011 | By: PharmacyIndonesia

Sintesa p-Aminofenol

Amin merupakan senyawa dasar organik yang diperoleh dengan mengganti satu (Amin primer), 2 (Amin sekunder), atau 3 (Amin tertier) atom Hidrogen pada Amoniak (NH3) dengan gugus alkil atau aryl.

p-Aminofenol merupakan senyawa organik dengan rumus H2NC6H4OH, berwarna coklat kekuningan, sedikit hidrofilik, larut dalam alkohol dan dapat direkristalisasi dengan air panas.

Pada proses ini p-Aminofenol disintesa dari p-nitroklorobenzen dengan mengubahnya terlebih dahulu menjadi p-Nitrofenol dengan Natrium Hidroksida (NaOH), kemudian p-Nitrofenol yang terbentuk dirubah menjadi p-Aminofenol dengan perlakuan penambahan Natrium Sulfat (Na2S) dan kaustik soda.

Thursday, October 13, 2011 | By: PharmacyIndonesia

Listeria monocytogenes

Baru-baru ini di Amerika Serikat, dikejutkan oleh wabah infeksi yang menewaskan 13 orang penduduk Amerika setelah mengkonsumsi Antaloupe (sejenis buah melon) yang tumbuh di Negara Bagian Colorado. Setelah diteliti, dinyatakan bahwa buah-buah tersebut telah terkontaminasi bakteri L. monocytogenes.

Bakteri Listeria monocytogenes pertama kali diuraikan oleh E. G. D. Murray pada tahun 1926 didasarkan pada 6 kasus kematian pada anak kelinci. Murray menunjuk organisme Bacterium monocytogenes sebelum J. H. Harvey Pirie mengubah nama Genus menjadi Listeria pada tahun 1940. Meskipun gambaran secara klinik L. monocytogenes menginfeksi hewan yang dipublikasi pada tahun 1920an, tidak sampai 1952 di Jerman Timur telah diketahui secara jelas menyebabkan Sepsis dan Meningitis pada Neonatal. Listeriosis pada dewasa dapat terjadi pada pasien yang berhubungan dengan gangguan sistem imun, seperti pasien yang mengkonsumsi obat penekan sistem imun (Immunosupresant) dan kortikosteroid untuk transplantasi organ dan pasien yang terkena infeksi HIV.

Tidak sampai tahun 1981, L. monocytogenes diidentifikasi menyebabkan penyakit foodborne. Wabah listeriosis di Halifax, Nova Scotia tercata 41 kasus dan 18 diantaranya meninggal, kebanyakan menyerang wanita hamil dan Neonatal, yang secara epidemologi berkaitan dengan konsumsi selada dengan kubis yang ditambahkan dengan daging domba mentah yang terkontaminasi L. monocytogenes. Sejak saat itu, beberapa kasus foodborn listeriosis telah dilaporkan, dan L. monocytogenes sekarang dikenal secara luas sebagai bahaya yang utama dalam industri makanan.

Monday, October 10, 2011 | By: PharmacyIndonesia

Listeriosis

Infeksi Listeria (Listeriosis) disebabkan oleh bekteri Listeria monocytogenes. Infeksi ini jarang terjadi, akan tetapi ketika itu terjadi, yang paling rentan terinfeksi adalah wanita hamil dengan usia kehamilan 3 semester terakhir, bayi yang baru lahir (Neonatal), anak dan orang dewasa yang memiliki gangguan sistem imun yang disebabkan kanker atau HIV. Pasien dengan berbagai macam transplantasi lebih beresiko terhadap listeriosis.

Listeria monocytogenes dapat menular melalui tanah dan air. Seseorang dapat juga terinfeksi L. monocytogenes dengan memakan makanan, seperti daging mentah, keju, susu, ayam yang belum matang, kerang, dan salad yang dicampur dengan kubis yang terkontaminasi bakteri ini. Banyak kasus infeksi yang tidak dapat ditelusuri sumbernya.

Infeksi Listeria monocytogenes dapat menimbulkan gejala-gejala seperti, demam, mual, diare, lemas, sulit bernapas, dan nafsu makan yang menurun. Wanita hamil yang terkena listeriosis gejalanya mungkin hanya flu sedang, bagaimana pun dapat beresiko pada bayi dalam kandungan yang dapat lahir prematur, keguguran, dan kematian waktu lahir.

Orang yang memiliki sistem imun yang lemah beresiko terhadap perkembangan penyakit yang lebih serius dari listerosis, termasuk pneumonis, meningitis, dan sepsis, Kasus listeriosis relatif jarang terjadi. Pada tahun 2004, hanya 120 kasus yang dilaporkan di Amerika. Dan pada tahun 2011, jumlah korban tewas akibat mengkonsumsi blewah yang terkontaminasi L. monocytogenes mencapai 13 orang dari 78 orang yang dilaporkan terinfeksi bakteri ini. Dari semua kasus, semakin awal listeriosis dideteksi dan diobati, semakin baik.

Kejadian listeriosis yang sebenarnya pada manusia tidak diketahui, karena pada kesehatan rata-rata dewasa, infeksi umumnya tidak bergejala, atau yang paling sering menyerang yaitu flu sedang. Range utama secara klinik dari serangan flu tingkat sedang mengacu pada gejala meningitis atau meningoencephatilic. Gangguan ini sering terjadi pada wanita hamil, neonatal, orang tua dan individu dengan gangguan sistem imun, akan tetapi rupanya kesehatan tiap individu dapat juga mempengaruhi. Yang serius dari penyakit ini, meningitis umumnya disertai dengan septicemia yang paling umum ditemui pada manifestasi penyakit ini. Pada wanita hamil, gejala yang paling umum adalah flu tingkat menengah tanpa meningitis, infeksi pada fetus sangat umum dan dapat meningkat pada keguguran, dan bayi meninggal pada waktu lahir.

Saturday, September 24, 2011 | By: PharmacyIndonesia

Enterobacter sakazakii

Pada tahun 2008, Indonesia dihebohkan dengan berita tercemarnya susu yang beredar dipasaran. Adalah Institut Pertanian Bogor dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa beberapa susu formula yang beredar dipasaran tercemar bakteri Enterobacter sakazakii. Dengan sekejap bakteri ini menjadi bauh bibir dimana-mana. Lalu bakteri seperti E. sakazakii ini dan mengapa susu dapat tercemar bakteri ini dan apa dampak E. sakazakii bila masuk kedalam tubuh manusia terutama bayi? Pertanyaan yang wajar diungkapkan para ibu, karena merekalah yang menjadi ujung tombak dari rantai konsumsi susu terutama susu formula.

Enterobacter sakazakii termasuk kedalam keluarga bakteri yang besar dari Enterobacteriaceae, banyak dari keluarga ini termasuk kedalam bakteri yang patogen (beracun), seperti Salmonella dan Escherichia coli. Penelitian secara genetik menempatkan mereka ke dalam Filum Protobacteria, dan termasuk ke dalam Ordo Enterobacteriales. Pada tahun 1980 E. sakazakii dikenal dengan nama Enterobacter cloacae dengan pigmen kuning. Kemudian bakteri tersebut dikukuhkan kedalam Genus Enterobacter sebagai suatu spesies baru yang diberi nama Enterobacter sakazakii untuk menghargai seorang bakteriolog Jepang bernama Riichi Sakazakii. Reklasifikasi ini dilakukan berdasarkan studi DNA hibridisasi yang menunjukkan kemiripan 41% dengan Citrobacter freundii dan 51% dengan Enterobacter cloacae.

Tatanama Binomial E. sakazakii
Kerajaan
Bacteria
Filum
Proteobacteria
Kelas
Gamma Protobacteria
Ordo
Enterobacteriales
Famili
Enterobacteriaceae
Genus
Enterobacter
Spesies
Enterobacter sakazakii

Bakteri yang termasuk ke dalam Famili Enterobacteriaceae berbentuk batang dengan panjang yang khas 1-5 µm. Seperti Proteobacteria yang lain merupakan gram negatif, dan termasuk fakultatif anaerob, menfermentasi gula menghasilkan asam laktat dan produk akhir yang lainnya. Tidak seperti kebanyakan bakteri, Enterobacteriaceae umumnya tidak memiliki cytochrome C oxidase, walaupun pengecualian untuk Plesiomonas shigelloides. Kebanyakan mempunyai banyak flagella untuk bergerak, tetapi beberapa Genus tidak bergerak. Tidak menghasilkan spora, reaksi katalisi bervariasi diantara Enterobacteriaceae.
Wednesday, September 14, 2011 | By: PharmacyIndonesia

Sediaan Serbuk

Istilah
Powder (Inggris)
Poeder (Belanda)
Puyer (Indonesia)

Definisi
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. (FI IV)

Keuntungan sediaans erbuk
1.      Karena mempunyai permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi.
2.      Anak-anak atau orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan bentuk sediaan serbuk.
3.      Obat dengan volume terlalu besar untuk dibuat tablet, dapat dibuat dalam bentuk serbuk.
4.    Masalah stabilitas yang sering dihadapi dalam sediaan cair, tidak ditemukan dalam sediaan bentuk serbuk.

Kekurangan sediaan serbuk
1.      Rasa yang sukar ditutupi.
2.      Mudah teroksidasi.
3.      Untuk zat yang terurai oleh asam lambung tidak bias dihindari.

Penggolongan
1.      Serbuk Terbagi (Pulveres)
Ialah sediaan berbentuk serbuk yang dibagi-bagi dalam bentuk bungkusan dalam kertas perkamen.
2.      Serbuk Tak Terbagi (Pulvis)
Ialah sediaan serbuk yang tidak terbagi dalam peresepannya.
3.      Serbuk Tabur
Serbuk ringan untuk penggunaan topikal, dapat dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang. Syarat : melewati ayakan mesh 100.

Penimbangan
1.      Zat ditimbang masing-masing dengan kertas perkamen.
2.      Penimbangan < 50 mg dilakukan dengan pengenceran.
3.      Untuk zat cair ditimbang dengan cawan penguap yang telah ditara.
4.      Untuk zat kental/ekstrak ditimbang dengan kertas perkamen yang dilapisi paraffin.
5.      Untuk zat yang higroskopis seperti ZnO, MgO, sebelum ditimbang digerus dan diayak dahulu.


Yang perlu diperhatikan
1.   Zat yang berkhasiat keras, biasanya jumlahnya sedikit. Jadi harus digerus dulu zat tambahan seperti saccharum lactis untuk menutupi pori-pori mortir.
2.      Untuk zat berkhasiat yang berwarna, mortar harus dilapisi dengan zat tambahan, baru digerus dengan zat lain.
3.      Untuk zat dengan perbedaan BJ, masukan dulu serbuk yang BJnya besar kemudian yang kecil.
4.   Zat yang mempunyai Titik Eutetik jika 2 zat dicampur. Maka, penggerusan dilakukan secara masing-masing dengan saccharum lactis, baru kemudian dicampur. Contoh : Champora – Menthol.
5.   Tingtura dan ekstrak cair ditetesi dengan alcohol dilutus 70%, kemudian keringkan dengan saccharum lactis.
6.   Jika dalam resep pulvis atau pulveres ada tablet, maka tablet digerus lebih dulu, baru dicampur dengan bahan lain.
7.      Untuk minyak menguap ditambahkan terakhir.

Contoh Resep Pulveres

Contoh Resep Pulvis

Contoh Resep Sebuk Tabur

Friday, September 9, 2011 | By: PharmacyIndonesia

Stroberi vs Diabetes

Stroberi… Siapa yang tidak mengenal buah yang satu ini. Banyak orang menyukai rasa yang khas dari stroberi terutama kaum wanita. Stroberi dikatakan buah yang romantis, karena bentuknya yang mirip dengan lambang “Love” (cinta) dengan warna merah yang menyala membuatnya buah ini digemari oleh pasangan yang sedang jatuh cinta sebagai lambang cinta. Buah stroberi banyak digunakan dalam produk makanan dan minuman baik sebagai garnish maupun sebagai bahan utama dalam makanan. Jika kita pergi ke daerah Ciwidey-Bandung, kita akan disuguhkan pemandangan hamparan kebun stroberi disepanjang jalannya. Nama stroberi sendiri berasal dari bahasa Inggris kuno streawberige yang merupakan gabungan dari streaw dan berige. Alasan pemberian nama ini masih menjadi misteri sampai saat ini.

Stroberi, seperti spesies lain dalam Genus Fragaria termasuk ke dalam keluarga Rosaceae. Secara umum buah ini bukanlah buah, atau orang-orang mengatakannya sebagai buah palsu. Dikatakan buah palsu karena daging buahnya tidak berasal dari ovarium tanaman (achenium) tetapi dari bagian bawah hypanthium yang berbentuk mangkok tempat ovarium tanaman itu berada. Buah stroberi berwarna hijau keputihan ketika sedang berkembang, dan setelah masak buah berubah menjadi merah.

Tata Nama Binomial Stroberi
Karajaan
Plantae
Divisi
Magnoliophyta
Kelas
Magnoliopsida
Ordo
Rosales
Famili
Rosaceae
Sub-Famili
Rosoideae
Genus
Fragaria
Spesies
F. ananassa

Stroberi mengandung sekitar 45 kalori (188 kJ) dan merupakan sumber vitamin C dan flavonoid yang baik. Penelitian baru-baru ini menyebutkan bahwa flavonoid dalam buah stroberi dapat mengurangi komplikasi pada penyakit Diabetes. Para peneliti menunjukkan bahwa Fisetin (jenis flavonoid yang ditemukan didalam buah stroberi) mengurangi komplikasi Neurologi dan kerusakan ginjal pada hewan percobaan dengan Diabetes tipe I. Dari hasil analisa urin menunjukkan secara nyata albuminuria pada hewan percobaan hampir secara utuh dikurangi dengan pengunaan Fisetin. Penelitian itu, mengemukakan bahwa Fisetin dapat mengurangi komplikasi Diabetes dengan melindungi sel saraf dari toksik insulin dengan efek langsung dari antioksidan dan aktivitas anti radang.

Wednesday, September 7, 2011 | By: PharmacyIndonesia

Titrasi Asam Basa

Titrasi Asam-Basa adalah penetapan kadar suatu zat berdasarkan atas reaksi asam-basa. Bila sebagai titrannya digunakan larutan baku asam, maka penetapan kadar tersebut dinamakan asidimetri. Sebaliknya bila sebagai titrannya digunakan larutan baku basa, maka penetapan kadar tersebut dinamakan alkalimetri.

Kekuatan suatu asam atau basa tergantung pada derajat ionisasinya. Asam kuat atau basa kuat dapat dikatakan terdisosiasi sempurna. Sedangkan asam atau basa lemah terdisosiasi tidak sempurna. Makin kecil nilai Ka (pKa makin besar), maka semakin lemah asam tersebut. Pada titrasi Asam-Basa sebagai titran biasanya digunakan asam kuat atau basa kuat. Tidak semua asam atau basa dapat dititrasi secara Asam-Basa memberikan hasil yang memuaskan. Hal ini bergantung pada nilai pKa (asam lemah) dan pKb (basa lemah). Hanya asam atau basa lemah yang memiliki kekuatan asam atau basa lebih dari 10-6 saja yang dapat dititrasi secara Asam- Basa memberikan hasil yang baik. Sedangkan asam atau basa yang memiliki kekuatan asam atau basa lebih kecil dari 10-6 tidak dapat ditentukan kadarnya secara titrasi Asam-Basa, namun dapat ditentukan kadarnya secara Titrasi Bebas Air (TBA). Pada Titrasi Bebas Air pelarut yang digunakan bukan air, tetapi pelarut organik yang dapat meningkatkan kekuatan asam atau basa dari zat /senyawa yang akan ditentukan kadarnya.

Indikator pada titrasi Asam-Basa adalah asam atau basa organik lemah yang mempunyai warna yang berbeda dalam bentuk molekul dan ionnya.

Warna molekul lebih kuat dalam suasana asam, sedangakan warna ion lebih kuat dalam suasana basa. Pada pH tertentu, dimana kedua bentuk ada dalam jumlah yang hampir sama, maka akan terjadi warna kombinasi dari warna molekul dan warna ionnya. Daerah transisi dari perubahan warna indikator meliputi lebih kurang 2 unit pH dan daerah ini dinamakan trayek pH.

Saturday, September 3, 2011 | By: PharmacyIndonesia

Sindrom Sjogren


Pada tanggal 1 September 2011, petenis wanita asal Amerika Serikat Venus Williams mengundurkan dari turnamen tenis US Open. Venus Williams mengundurkan diri karena terkena penyakit Sindrom Sjogren. Apa itu Sindrom Sjogren?
Sindrom Sjogren disebut juga dengan penyakit Mikulicz dan Sindrom Sicca, merupakan penyakit autoimun sistemik yang menyerang sel imun dan menghancurkan kelanjar eksokrin yang memproduksi air mata dan ludah (saliva). Sindrom Sjogren diberi nama setelah seorang ahli penyakit mata asal Swedia Henrik Sjogren (1899-1986) yang memaparkan tentang penyakit ini. Sindrom Sjogren berhubungan dengan kelainan reumatik seperti Athritis Rheumatoid (AR) dan terdapat faktor Rheumatoid positif pada 90% dari jumlah kasus.
Penelitian berikutnya menunjukkan bahwa Sindrom Sjogren bisa saja merupakan penyakit utama atau mungkin saja penyakit lanjutan pada penyakit autoimun yang lain, seperti Systemic Lupus Erythematosus (SLE), Rheumatoid Arthritis (RA), scleroderma, dan biliary cirrhosis.

Epidemiologi
Gejala utama pada sindrom Sjogren adalah kekeringan pada mulut dan mata. Sindrom Sjogren juga dapat menyebabkan kekeringan pada kulit, hidung, dan vagian. Sembilan dari sepuluh pasien yang pengidap sindrom Sjogren adalah wanita dengan usia mendekati 40 tahun. Wanita 9 kali lebih rentan terkena penyakit ini daripada pria. Sindrom Sjogren diderita oleh 1-4 juta jiwa di Amerika.

Faktor Resiko
1.      Usia
Umumnya terdiagnosis pada seseorang dengan umur lebih dari 40 tahun.
2.      Gender
Wanita lebih sering terjangkit penyakit ini.
3.      Penyakit Reumatik
Umum terjadi pada orang yang terkena Sindrom Sjogren juga mengidap penyakit reumatik seperti Rheumatoid Arthritis (RA) atau Lupus.

Komplikasi
Komplikasi yang paling umum dari Sindrom Sjogren melibatkan mata dan mulut, diantaranya :
1.      Gigi berlubang
Karena kelenjar saliva membantu melindungi gigi dari bakteri yang menyebabkan berlubang, gigi kita mudah berlubang bila mulut kita kering.
2.      Infeksi kapang
Orang dengan Sindrom Sjogren lebih mudah terkena sariawan, infeksi kapang pada mulut.
3.      Masalah penglihatan
Mata yang kering mengarah pada sensitivitas pada cahaya, pandangan yang kabur, dan infeksi pada kornea.

Friday, September 2, 2011 | By: PharmacyIndonesia

Degradation of Piperine


Introduction
As early as 1849, piperine was hydrolyzed with aqueous Sodium hydroxide, and later with Nitric acid, to yield a volatile base piperidine and piperic acid. Spring and stark used ethanolic potassium hydroxide for hydrolysis of piperin. The presence of two double bonds in piperic acid was proved by its catalytic reduction to tetrahydropiperic acid and by the preparation of tetrabromopiperic acid by bromination with bromine in carbon disulfide.

The structure of Piperic acid oxidation by Potassium permanganate to yield Oxalic acid, Piperonal, and Piperonylic acid.
Wednesday, August 31, 2011 | By: PharmacyIndonesia

Analisa Volumetri

Analisa volumetri berdasarkan pengukuran sejumlah larutan pereaksi yang diperlukan untuk bereaksi dengan senyawa yang hendak ditentukan. Larutan pereaksi yang digunakan untuk penentuan volume ini disebut larutan baku. Saat dimana reaksi antara titran dengan titrat telah sempurna dinamakan Titik Ekivalen (TE), artinya zat-zat telah bereaksi dengan sempurna. kesempurnaan reaksi harus dapat diamati, misalnya dengan adanya perubahan warna, terbentuknya endapan, ataupun dengan bantuan zat lain yang disebut indikator.

Saat terjadinya perubahan pada indikator menandakan bahwa titrasi harus dihentikan disebut Titik Akhir (TA) titrasi. Titrasi dikatakn ideal, bila Titik Akhir (TA) titrasi bersamaan dengan Titik Ekivalen (TE). Namun pada kenyataannya tidak selalu sama, tapi ada perbedaan yang kecil yang dinamakan deviasi titrasi. Karena itulah pemilihan indikator penting agar perbedaan Titik Akhir (TA) dengan Titik Ekivalen (TE) sekecil mungkin.

Untuk memenuhi suatu penentuan larutan volumentri ada 4 persyaratan yang perlu dipenuhi :
1. Reaksi antara larutan baku dan zat yang hendak ditentukan harus berjalan secara kuantitatif dan
    Stokiometri.
2. Reaksi berjalan dengan cepat.
3. Konsentrasi senyawa larutan baku harus benar-benar diketahui / ditentukan.
4. Titiak akhir (TA) penentuan volumetrik harus dapat ditentukan dengan indikator secara visual, yaitu dapat
    dilihat dari perubahan warna indikator / elektrometrik.
5. Titik akhir (TA) berhimpit dengan titik ekivalen (TE), dimana jumlah gram zat pentiter ekivalen zat yang
    ditentukan.

Indikator yang digunakan dalam analisa volumetrik menggunakan senyawa organik yang dapat menimbulkan Titik Akhir (TA) suatu titrasi. Pada saat Titik Ekivalen (TE) tercapai, kelebihan 1 tetes larutan baku akan bereaksi dengan indikator dan ditunjukkan dengan terjadinya perubahan warna larutan / terbentuk endapan berwarna atau tidak berwarna.

Saturday, August 27, 2011 | By: PharmacyIndonesia

Guillain-Barre Syndrome (GBS)

Tidak banyak orang yang mengetahui mengenai penyakit ini. Guillain-Barre Syndrome atau GBS sangat jarang terjadi hanya 1-2 kasus per 100.000 orang tiap tahunnya yang terkena penyakit ini. Adalah dokter Prancis Georges Guillain dan Jean Alexandre Barre pada tahun 1916 yang meneliti penyakit ini.

Guillain-Barre Syndrome (GBS) merupakan Acute Inflammatory Demyelinating Polyneuropathy (AIDP), suatu gangguan yang mempengaruhi sistem saraf perifer. Gejala pertama yang umum pada penyakit ini adalah terjadinya kelemahan dimulai dari kaki kemudian tangan. Intensitas gejala dapat meningkat jika terjadi disfungsi sistem saraf otonom, menyebabkan otot-otot pernapasan terganggu. Pasien akan bergantung pada ventilator untuk bernapas. Penyakit ini biasanya dipicu oleh infeksi akut.

Epidemiologi
Insiden GBS selama kehamilan terdapat 1,7 kasus per 100.000 kehamilan. Sang ibu secara umum akan membaik dengan perawatan tetapi beresiko terhadap kematian janin. Resiko GBS meningkat setelah melahirkan, khususnya pada 2 minggu setelah melahirkan. Ada bukti Campylobacter jejuni menginfeksi dahulu pada sekitar 26% dari kasus GBS, yang membutuhkan perawatan khusus dalam persiapan dan penanganan makanan. Kongenital dan Neonatal sindrom Guillain-Barre juga telah dilaporkan.

Penyebab
Penyakit GBS disebabkan oleh terjadinya kesalahan terhadap pengenalan sistem imun terhadap antigen asing di jaringan saraf tuan rumah, sehingga sistem imun menyerang jaringan selnya sendiri (auto-imun). Sasaran serangan kekebalan tubuh tersebut dianggap Gangliosida (senyawa alami yang terdapat pada jaringan saraf manusia). Sebanyak 60% kasus GBS tidak diketahui penyebebnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sebagian kecil kasus mungkin dipicu oleh reaksi imun terhadap virus influenza dan juga infeksi oleh bakteri Campylobacter jejuni.

Serangan auto-imun terhadap saraf perifer akan terjadi kerusakan pada Myelin, lapisan lemak pada sel saraf, dan satu bagian sel saraf. Menyebabkan kelumpuhan otot yang dapat disertai oleh kerusakan sensoris atau gangguan saraf otonom.

Pada kasus sedang bagian fungsi saraf Axon tidak terganggu dan pemulihan dapat terjadi dengan cepat jika remyelination (pembentukkan Myelin kembali). Pada kasus yang lebih berat terjadi kerusakan pada bagian Axon dan proses pemulihan tergantung pada regenarasi jaringan yang penting ini. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sekitar 80% dari pasien GBS terjadi kerusakan Myelin, dan 20% sisanya terjadi kerusakan pada Axon. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai system saraf silahkan klik disini.

GBS tidak seperti penyakit Multiple sclerosis (MS) dan Lou Gehrig (ALS), merupakan gangguan saraf perifer dan umumnya tidak menyebabkan kerusakan saraf otak dan sumsum tulang belakang.

Friday, August 12, 2011 | By: PharmacyIndonesia

Sintesa Kimia

Ilmu kimia sering disebut sebagai ilmu pusat karena menghubungkan berbagai disiplin ilmu seperti, biologi, fisika, kedokteran, geologi, dan farmasi. Kimia berhubungan dengan interaksi materi yang melibatkan dua zat atau lebih. Dalam ilmu kimia melibatkan interaksi antara dua zat dalam reaksi kimia dapat mengubah satu atau lebih zat menjadi satu atau lebih zat lain.
Semua materi yang ada di alam semesta ini terdiri dari atom-atom atau komponen sub atom seperti neutron, proton, dan elektron. Atom-atom yang saling berikatan akan menghasilkan bentuk materi yang lebih kompleks seperti ion, molekul, atau Kristal. Setiap zat atau materi yang terbentuk akan memiliki karakteristik yang khas seperti berbentuk padatan, cair, atau gas.
Ilmu kimia merupakan ilmu yang sangat luas, karena apa yang ada di alam ini berkaitan dengan Ilmu Kimia. Oleh sebab itu perkembangan Ilmu Kimia terus berkembang dan memiliki banyak cabang Ilmu Kimia Terapan. Salah satu cabang Ilmu Kimia yang cukup menarik untuk dibahas adalah Kimia Organik dan sintesa Kimia.  
Kimia organik merupakan bagian dari Ilmu kimia yang mencakup studi pendekatan secara ilmiah mengenai struktur, sifat materi zat, komposisi, reaksi kimia yang terjadi dan preparasi (untuk proses sintesa) suatu zat atau senyawa. Senyawa tersebut mungkin saja mengandung beberapa unsur lain seperti Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, unsur-unsur Halogen seperti fosfor, Sulfur, dan lainnya.
Senyawa Organik memiliki struktur yang bermacam-macam dan pemanfaatannya digunakan secara luas. Banyak produk seperti plastik, petrokimia, cat, bahan peledak, makanan, dan obat menggunakan aplikasi senyawa organik.     
Setiap proses kimia yang terjadi dinamakan reaksi kimia. Reaksi kimia bisa merupakan penggabungan molekul yang lebih besar atau pembelahan molekul menjadi molekul-molekul yang lebih kecil atau penata ulangan atom-atom dalam molekul. Reaksi kimia selalu melibatkan terbentunya atau terputusnya ikatan kimia.
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa suatu reaksi kimia akan menghasilkan suatu zat atau senyawa yang berbeda dari senyawa awalnya. Pada kesempatan kali ini kita akan belajar mengenai bagaimana cara membuat suatu zat yang berbeda dari zat awalnya dengan reaksi kimia.
Ada cabang Ilmu Kimia yang khusus membahas mengenai pembentukkan senyawa yang berbeda dari senyawa asalnya, dinamakan Sintesa Kimia. Sintesa kimia adalah ilmu yang mempelajari mengenai rekayasa struktur suatu zat atau senyawa menjadi zat atau senyawa yang berbeda dari zat asalnya.
Ada rumus yang menjadi acauan dalam mempelajari Ilmu Sintesa ini, yaitu A + B = C; dan C ≠ A atau B. Suatu sintesa kimia pasti akan melibatkan reaksi kimia tertentu tergantung zat yang digunakan. Dengan sintesa kimia, kita dapat membuat turunan suatu zat induknya menjadi bentuk yang berbeda dengan tidak mengubah struktur molekul utamanya. Manfaat dari sintesa kimia ini sangat banyak, kita dapat merubah sifat fisiko kimia dari suatu zat menjadi bentuk yang kita inginkan. Contoh yang paling gampang, misalnya :