Apakah anda pernah mendengar istilah Hujan Asam? Saya
yakin jika mendengar kata asam, para ibu langsung tertuju pada kata Rujak… tapi
mohon maaf para Ibu, ini bukan megenai Rujak, hehehe… Seperti yang kita
ketahui, hujan asam terjadi sebagai akibat dari kondisi udara yang buruk. Hujan
asam diidentikan dengan kawasan perkotaan dan kawasan indutri dengan emisi gas
buangan yang tinggi. Pertanyaan berikutnya, Mengapa air hujan bisa bersifat
asam dan korosif? Apa yang membuat air hujan bersifat asam?
Sebelum kita membahas fenomena hujan asam tersebut, kita
akan memulai dari kata yang penting dari hujan asam. Hujan asam terdiri dari 2
kata, Hujan dan Asam. Hujan berarti tetesan air yang disebabkan mencairnya
permukaan awan yang disinari matahari dan kemudian jatuh ke permukaan Bumi.
Lalu apa itu Asam ?
Seperti kata kakek buyut saya A. Einstein, Tuhan tidak
melempar dadu ketika menciptakan dunia ini. Tuhan itu Maha Adil bukan, Beliau
menciptakan apa yang ada di semesta ini berpasang-pasangan. Seperti pria dengan
wanita, ada panas ada dingin, gelap dan terang, air dan api, ada Irfan Bachdim
ada Jennifer Kurniawan, hehehe… begitu juga di dunia Kimia, jika ada asam
berarti ada basa… betul bukan?!
Untuk menjelaskan penyebab sifat asam dan basa, sejarah
perkembangan ilmu kimia mencatat banyak hipotesa. Pada tahun 1777, Tn.
Lavoisier mengemukakan bahwa asam mengandung unsur Oksigen. Unsur tersebut
dianggap sebagai yang bertanggung jawab terhadap sifat-sifat asam (nama Oksigen
diberikan oleh Tn. Lavoisier yang berarti pembentuk asam). Kemudian pada tahun
1810, Tn. Humphrey Davy menemukan bahwa asam hidrogen klorida (HCl) tidak
mengandung Oksigen. Tn. Davy kemudian menyimpulkan bahwa unsur Hidrogenlah yang
sebenarnya menjadi tersangka yang merupakan unsur dasar setiap sifat dari asam
bukan Oksigen. Kemudian 4 tahun kemudian (1814), Gay Lussac menyimpulkan bahwa
asam adalah zat yang dapat menetralkan alkali dan kedua golongan senyawa itu
hanya dapat didefinisikan dalam kaitan satu dengan yang lainnya.
Konsep yang cukup memuaskan mengenai teori asam dan basa,
dan masih tetap diterima sampai sekarang dan masih beredar di buku-buku
terdekat, diperkenalkan oleh Tn. Arrhenius pada tahun 1884. Menurut Tn.
Arrhenius, asam adalah zat yang bila dimasukkan ke dalam air melepaskan ion H+
sedangkan basa melepaskan ion OH-. Jadi, pembawa sifat asam adalah ion H+
sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH-. Setuju Pa Arrhenius…
Kemudian pertanyaan selanjutnya, bagaimana hujan menjadi
bersifat asam? Jika menurut anak kecil, kenapa tidak manis saja? Ibu-ibu hamil
berpendapat, setuju asam saja! Kenapa tidak asin saja? kata orang yang ngebet
ingin nikah… hehehe… kita kembali ke Tablet.