Friday, May 20, 2011 | By: PharmacyIndonesia

The Separation of Medicine and Pharmacy

Kemajuan zaman dan modernisasi mengharuskan adanya job description, job diversitification and job separation, sehingga tugas dan kewajiban suatu pekerjaan akan berada pada tangan yang ahli dan spesialistik. Atas dasar pemikiran itu kemudian tugas dan kewajiban pengobatan dan kesehatan bergeser mula-mula dari tangan Pendeta pengobatan (prest-physician) kepada Dokter dan dalam hal obat dokter menyerahkan keahliannya kepada Apoteker, yang dinamai sebagai confectionarius yang bertanggung jawab dalam pembuatan, penyimpanan, dan formulasi obat (confectionibus et de simplicibus medicines) sebagaimana bunyi dalam Deklarasi Frederik II (1240). Untuk download Deklarasi Frederik II, silahkan   klik disini.

Pemisahan profesi farmasi dari profesi pengobatan (kedokteran) pertama kali terjadi di Arles, Perancis Selatan, yaitu berdasarkan peraturan kota Arles Statuta sive leges municipals Arelates (bukan Statuta FIFA atau PSSI yah  ). Tonggak sejarah kelahiran profesi Farmasi adalah Deklarasi Frederik II dari kerajaan Roma Suci pada tahun 1240, yaitu 771 tahun yang lalu.

Dalam deklarasi tersebut ditetapkan bahwa Apoteker yang ketika itu disebut confectionarlus wajib membuat obat berdasarkan formula baku dengan cara lege artis. Sebelum menyerahkan obat Apoteker wajib mengucapkan sumpah bahwa obat yang dibuat telah diproses berdasarkan formula standar atau resep dan tidak ada kecurangan (Omnes confectiones suas secundum praedictum formam facient sine raude).


Sunday, May 15, 2011 | By: PharmacyIndonesia

Sejarah Istilah Apoteker

Istilah Famasi, bisa kita temukan sejak zaman peradaban Mesir Kuno, salah satu dewa Mesir Kuno yang pakar dalam masalah keselamatan bernama Toth dan ia dijuluki "pha-ar-maki" yang berarti pembawa keamanan dari penyakit. Pada zaman Yunani Kuno, negara tempat Democedes mendirikan sekolah pengobatan di Athena (576 SM) dikenal dua istilah yang erat kaitannya dengan Farmasi yaitu : Pharmacol dan Pharmaton.

Di zaman itu orang percaya bahwa musibah atau penyakit adalah karena roh jahat. Jika sebuah kota di Yunani terkena musibah, maka rakyat kota tersebut akan mengusir roh jahat dengan menggelar prosesi yang mangarak patung berbadan manusia berkepala domba yang diberi nama Phamacol dalam rangka penyucian kota dari roh jahat. Orang yang terkena musibah penyakit juga berusaha mengusir roh jahat dari tubuhnya dengan cara memuntahkan isi lambung. Disini kata Pharmacon diperkenalkan yaitu obat untuk membuat muntah dalam rangka menyucikan tubuh dari penyakit atau roh jahat. Kini Pharmacon diartikan sebagai obat.

Pada zaman dulu sampai juga sekarang, diyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia karena kehendak Tuhan, sehingga dikenal beberapa istilah seperti Vox Rhei Vox Dei (Suara Raja adalah Suara Tuhan) dan Vox Populi Vox Dei (Suara Rakyat adalah Suara Tuhan). 

Pada saat bersamaan telah terjadi pembagian kekuasaan dan spesialisasi, dikala kepercayaan masih menganut banyak dewa. Diantara sekian banyak dewa-dewi pada zaman Mesir Kuno, ada dewa Imhotep yang mewakili dewa pengobatan dan Isis adalah dewa pakar kesehatan yang mewariskan farmasi. Hal yang sama juga terjadi di zaman Yunani Kuno ketika Apollo, Prometheus, dan Chiron dipercaya sebagai dewa-dewa yang berwenang dalam masalah kesehatan. Apollo adalah dewa kebajikan yang juga ahli dalam penyembuhan, Prometheus disebut sebagai peracik obat, dan Chiron adalah guru farmasi dari Aesculapius.