Monday, October 10, 2011 | By: PharmacyIndonesia

Listeriosis

Infeksi Listeria (Listeriosis) disebabkan oleh bekteri Listeria monocytogenes. Infeksi ini jarang terjadi, akan tetapi ketika itu terjadi, yang paling rentan terinfeksi adalah wanita hamil dengan usia kehamilan 3 semester terakhir, bayi yang baru lahir (Neonatal), anak dan orang dewasa yang memiliki gangguan sistem imun yang disebabkan kanker atau HIV. Pasien dengan berbagai macam transplantasi lebih beresiko terhadap listeriosis.

Listeria monocytogenes dapat menular melalui tanah dan air. Seseorang dapat juga terinfeksi L. monocytogenes dengan memakan makanan, seperti daging mentah, keju, susu, ayam yang belum matang, kerang, dan salad yang dicampur dengan kubis yang terkontaminasi bakteri ini. Banyak kasus infeksi yang tidak dapat ditelusuri sumbernya.

Infeksi Listeria monocytogenes dapat menimbulkan gejala-gejala seperti, demam, mual, diare, lemas, sulit bernapas, dan nafsu makan yang menurun. Wanita hamil yang terkena listeriosis gejalanya mungkin hanya flu sedang, bagaimana pun dapat beresiko pada bayi dalam kandungan yang dapat lahir prematur, keguguran, dan kematian waktu lahir.

Orang yang memiliki sistem imun yang lemah beresiko terhadap perkembangan penyakit yang lebih serius dari listerosis, termasuk pneumonis, meningitis, dan sepsis, Kasus listeriosis relatif jarang terjadi. Pada tahun 2004, hanya 120 kasus yang dilaporkan di Amerika. Dan pada tahun 2011, jumlah korban tewas akibat mengkonsumsi blewah yang terkontaminasi L. monocytogenes mencapai 13 orang dari 78 orang yang dilaporkan terinfeksi bakteri ini. Dari semua kasus, semakin awal listeriosis dideteksi dan diobati, semakin baik.

Kejadian listeriosis yang sebenarnya pada manusia tidak diketahui, karena pada kesehatan rata-rata dewasa, infeksi umumnya tidak bergejala, atau yang paling sering menyerang yaitu flu sedang. Range utama secara klinik dari serangan flu tingkat sedang mengacu pada gejala meningitis atau meningoencephatilic. Gangguan ini sering terjadi pada wanita hamil, neonatal, orang tua dan individu dengan gangguan sistem imun, akan tetapi rupanya kesehatan tiap individu dapat juga mempengaruhi. Yang serius dari penyakit ini, meningitis umumnya disertai dengan septicemia yang paling umum ditemui pada manifestasi penyakit ini. Pada wanita hamil, gejala yang paling umum adalah flu tingkat menengah tanpa meningitis, infeksi pada fetus sangat umum dan dapat meningkat pada keguguran, dan bayi meninggal pada waktu lahir.


Pathogenesis
L. monocytogenes mungkin saja masuk bersamaan dengan makanan yang terkontaminasi. L. monocytogenes mampu berpenetrasi ke lapisan epitel sel inang. Secara normal, sistem imun mengeliminasi infeksi sebelum menyebar. Pada orang dewasa yang tidak mempunyai sejarah listeriosis mempunyai T-limfosit yamg menjadi dasar spesifik dari listeria antigen. Bagaimanapun, apabila sistem imun terganggu, kerusakan sistemin dapat terjadi. L. monocytogenes berkembang tidak selalu pada ekstraseluler tapi juga pada intraseluler, sampai makrofag setelah pagositosis atau tidak lebih dari sel parenchymal dimana sel parenchymal dimasuki dengan induksi pagositosis.

Pada tikus yang terinfeksi L. monocytogenes, bakteri pertama-tama terdapat dalam makrofag dan kemudian menyebar menuju hepatosit pada hati. Bakteri tersebut merangsang respon CMI (Cell-Mediated Immune) yang termasuk memproduksi TNF, γ-interferon, makrofag aktivasi faktor dan respon cytotoxic T sel. Kemungkinan, pada manusia kegagalan pada pengendalian L. monocytogenes dengan mengizinkan CMI (Cell-Mediated Immune) bakteri untuk berkembang sistemik. Lebih lanjut, tidak seperti bakteri patogen yang lain, L. monocytogenes mampu melewati lapisan endothelial pada plasenta dan dengan demikian menginfeksi janin.

Pengobatan
Ketika listeriosis meningitis terjadi, secara keseluruhan kematian dapat mencapai 70%, dari septicemia 50% dan dari infeksi perinatal/neonatal lebih dari 80%. Pada infeksi ketika kehamilan, calon ibu umumnya bertahan. Laporan pengobatan secara sukses dengan parenteral Penicillin atau Ampicilin. Trimethroprim-sulfamethoxazole telah menunjukkan efektivitas pada pasien yang alergi Penicillin.

Listeriosis umumnya diobati dengan antibiotik yang diatur di rumah sakit memlalui intravena catheter (IV). Anak-anak yang berhubungan dengan gangguan sistem imun seperti kanker atau HIV lebih mudah berkembang ke infeksi listeriosis yang parah dan mungkin memerlukan pengobatan tambahan.

Apabila diagnosis diketahui lebih awal, pengobatan dengan antibiotik pada wanita hamil atau pasien dengan gangguan sistem imun dapat dicegah menuju penyakit yang lebih serius. Antibiotik yang efektif pada L. monocytogenes termasuk Ampisilin, Vancomycin, Ciprofloxacin, Linezolid, dan Azithromycin.

Kapan harus menggubungi Dokter
Hubungi dokter segera bila anak anda sulit bernafas, demam, nafsu makan kurang, mual, lemas.

Pencegahana listeriosis
Sekalipun belum ada vaksin yang dapat melawan bakteri yang menyebabkan listeriosis, kita dapat mengurangi resiko pada keluarga kita dengan memperhatikan tindakan pencegahan terhadap keamanan pangan, diantaranya :
1.      Selalu memasak makanan (khususnya daging dan telur) secara menyeluruh pada suhu yang tepat.
2.      Cuci buah dan sayuran terlebih dahulu sebelum dimakan.
3.      Konsumsi susu pasteurisasi, simpan susu pada suhu yang tepat, dimana kurang dari 4 °C.

0 comments:

Post a Comment