Wednesday, August 31, 2011 | By: PharmacyIndonesia

Analisa Volumetri

Analisa volumetri berdasarkan pengukuran sejumlah larutan pereaksi yang diperlukan untuk bereaksi dengan senyawa yang hendak ditentukan. Larutan pereaksi yang digunakan untuk penentuan volume ini disebut larutan baku. Saat dimana reaksi antara titran dengan titrat telah sempurna dinamakan Titik Ekivalen (TE), artinya zat-zat telah bereaksi dengan sempurna. kesempurnaan reaksi harus dapat diamati, misalnya dengan adanya perubahan warna, terbentuknya endapan, ataupun dengan bantuan zat lain yang disebut indikator.

Saat terjadinya perubahan pada indikator menandakan bahwa titrasi harus dihentikan disebut Titik Akhir (TA) titrasi. Titrasi dikatakn ideal, bila Titik Akhir (TA) titrasi bersamaan dengan Titik Ekivalen (TE). Namun pada kenyataannya tidak selalu sama, tapi ada perbedaan yang kecil yang dinamakan deviasi titrasi. Karena itulah pemilihan indikator penting agar perbedaan Titik Akhir (TA) dengan Titik Ekivalen (TE) sekecil mungkin.

Untuk memenuhi suatu penentuan larutan volumentri ada 4 persyaratan yang perlu dipenuhi :
1. Reaksi antara larutan baku dan zat yang hendak ditentukan harus berjalan secara kuantitatif dan
    Stokiometri.
2. Reaksi berjalan dengan cepat.
3. Konsentrasi senyawa larutan baku harus benar-benar diketahui / ditentukan.
4. Titiak akhir (TA) penentuan volumetrik harus dapat ditentukan dengan indikator secara visual, yaitu dapat
    dilihat dari perubahan warna indikator / elektrometrik.
5. Titik akhir (TA) berhimpit dengan titik ekivalen (TE), dimana jumlah gram zat pentiter ekivalen zat yang
    ditentukan.

Indikator yang digunakan dalam analisa volumetrik menggunakan senyawa organik yang dapat menimbulkan Titik Akhir (TA) suatu titrasi. Pada saat Titik Ekivalen (TE) tercapai, kelebihan 1 tetes larutan baku akan bereaksi dengan indikator dan ditunjukkan dengan terjadinya perubahan warna larutan / terbentuk endapan berwarna atau tidak berwarna.



Larutan baku primer adalah larutan yang telah diketahui secara tepat konsentrasinya melalui metode gravimetri. Contoh: Kalium bromat (KBr), Asam oksalat (H2C2O4), Kalium dikromat (K2Cr2O7), Asam benzoat (C7H6O2).

Syarat-syarat baku primer :
1. Mudah diperoleh, dimurnikan, dikeringkan dan disimpan dalam keadaan murni.
2. Tidak bersifat higroskopis dan tidak berubah berat dalam penimbangan di udara.
3. Zat tersebut dapat diuji kadar pengotornya dengan uji kualitatif dan kepekaan tertentu.
4. Sedapat mungkin mempunyai massa relatif dan massa ekivalen yang besar, sehingga kesalahan karena
    penimbangan dapat diabaikan.
5. Zat tersebut mudah larut dalam pelarut yang dipilih.
6. Reaksi yang berlangsung dengan pereaksi tersebut harus bersifat stokiometri dan langsung.

Baku Sekunder
Adalah suatu larutan dimana konsentrasinya ditentukan dengan jalan pembakuan menggunakan larutan baku primer. Contoh: Perak nitrat (AgNO3), KMnO4, Fe(SO4).

Syarat-sayarat:
1. Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer.
2. Mempunyai BE yang tinggi untuk memperkecil kesalahan penimbangan.
3. Larutan relatif stabil dalam penyimpanan.

Analisa volumetrik
1. Titrasi Asam Basa
2. Titrasi Pengendapan (Argentometri)
3. Titrasi Redoks
4. Titrasi Nitrimetri
5. Titrasi Kompleksometri

0 comments:

Post a Comment