Friday, September 9, 2011 | By: PharmacyIndonesia

Stroberi vs Diabetes

Stroberi… Siapa yang tidak mengenal buah yang satu ini. Banyak orang menyukai rasa yang khas dari stroberi terutama kaum wanita. Stroberi dikatakan buah yang romantis, karena bentuknya yang mirip dengan lambang “Love” (cinta) dengan warna merah yang menyala membuatnya buah ini digemari oleh pasangan yang sedang jatuh cinta sebagai lambang cinta. Buah stroberi banyak digunakan dalam produk makanan dan minuman baik sebagai garnish maupun sebagai bahan utama dalam makanan. Jika kita pergi ke daerah Ciwidey-Bandung, kita akan disuguhkan pemandangan hamparan kebun stroberi disepanjang jalannya. Nama stroberi sendiri berasal dari bahasa Inggris kuno streawberige yang merupakan gabungan dari streaw dan berige. Alasan pemberian nama ini masih menjadi misteri sampai saat ini.

Stroberi, seperti spesies lain dalam Genus Fragaria termasuk ke dalam keluarga Rosaceae. Secara umum buah ini bukanlah buah, atau orang-orang mengatakannya sebagai buah palsu. Dikatakan buah palsu karena daging buahnya tidak berasal dari ovarium tanaman (achenium) tetapi dari bagian bawah hypanthium yang berbentuk mangkok tempat ovarium tanaman itu berada. Buah stroberi berwarna hijau keputihan ketika sedang berkembang, dan setelah masak buah berubah menjadi merah.

Tata Nama Binomial Stroberi
Karajaan
Plantae
Divisi
Magnoliophyta
Kelas
Magnoliopsida
Ordo
Rosales
Famili
Rosaceae
Sub-Famili
Rosoideae
Genus
Fragaria
Spesies
F. ananassa

Stroberi mengandung sekitar 45 kalori (188 kJ) dan merupakan sumber vitamin C dan flavonoid yang baik. Penelitian baru-baru ini menyebutkan bahwa flavonoid dalam buah stroberi dapat mengurangi komplikasi pada penyakit Diabetes. Para peneliti menunjukkan bahwa Fisetin (jenis flavonoid yang ditemukan didalam buah stroberi) mengurangi komplikasi Neurologi dan kerusakan ginjal pada hewan percobaan dengan Diabetes tipe I. Dari hasil analisa urin menunjukkan secara nyata albuminuria pada hewan percobaan hampir secara utuh dikurangi dengan pengunaan Fisetin. Penelitian itu, mengemukakan bahwa Fisetin dapat mengurangi komplikasi Diabetes dengan melindungi sel saraf dari toksik insulin dengan efek langsung dari antioksidan dan aktivitas anti radang.


Yang menarik, penelitian menunjukkan kerusakan ginjal merupakan tanda dari disfungsi otak pada orang dengan Diabetes tipe 1. Sebagai tanda peradangan yang ditimbulkan dari penyakit Diabetes, para peneliti menemukan bahwa C-reactive protein (CPR) secara signifikan meningkat pada hewan percobaan dan dengan penggunaan Fisetin dapat menurunkan kadar CPR tersebut.

Pada hewan percobaan dengan penyakit Diabetes, secara signifikan mengalami aktivitas lokomotorik yang lebih lemah dibandingkan dengan hewan percobaan yang sehat dan menghabiskan waktu yang relatif lebih lama untuk diam (terlihat lemas). Hal tersebut menurut Dr. maher, merupakan tanda kegelisahan dari komplikasi sistem saraf pusat pada penyakit Diabetes. Manusia dengan Diabetes juga, cenderung menjadi gelisah dan mungkin saja menimbulkan kekacauan psikis. Pada hewan percobaan, pemberian Fisetin menunjukkan secara signifikan mengurangi kegelisahan yang berhubungan dengan gejala diatas.

Dr. Maher menjelaskan bahwa binatang percobaan seperti pada manusia, meningkatnya kadar gula dalam darah mendorong kearah penyakit Diabetes, proses tersebut mendorong terhadap Advanced Glycation Endproducts (AGEs) lebih lanjut yang dapat merubah fungsi dari protein tersebut. Hal ini menyebabkan protein tidak selalu pada fungsi yang sesuai dengan fungsinya tetapi juga mengganggu fungsi protein lain, menghasilkan peradangan. Seseorang dengan penyakit Diabetes diketahui memiliki penyebab peradangan sistemik yang kronis dengan meningkatnya tanda-tanda peradangan termasuk C-reactive protein (CRP).

Tingkatan penyebab proinflamasi ini mengarah pada tekanan oksidasi, menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada protein dan jaringan dan akhirnya menuju ke arah yang berhubungan dengan komplikasi Diabetes seperti : atherosclerosis, arthritis, myocardial infraction, nephropathy, retinopathy, dan neuropathy.
Pada penelitian ini, AGEs dapat direduksi dengan Fisetin. Penurunan tersebut disertai dengan meningkatnya aktivitas enzim glyoxalase 1, dimana meningkatkan pengurangan toksik prekursor AGE. Penemuan ini menunjukkan Fisetin dapat menaikkan aktivitas glyoxalase 1 yang penting, karena fakta menunjukan implikasi AGE level yang tinggi pada darah dengan komplikasi Diabetes, saling berhubungan.

Fisetin flavonoid ditemukan dalam jumlah besar (160 µg/g) pada buah stroberi. Mengkonsumsi 37 buah stroberi setiap hari, dapat mengurangi resiko komplikasi pada penyakit Diabetes dan Alzheimer. Fisetin lebih larut dalam lemak daripada air, jadi mengkonsumsi stroberi dengan sesuatu seperti ice cream dapat membantu absorpsinya. Tentunya untuk penderita Diabetes penggunaan ice cream perlu diperhatikan.

Nutrisi
Satuan
Per 144 g
Air
g
132
Energi
Kcal
43
Protein
g
0.88
Total lemak
g
0.53
Karbohidrat
g
10.1
Serat
g
3.3
Ash
g
0.62
Vitamin C
mg
83
Kandunga Nutrisi pada Buah Stroberi
(untuk lebih lanjut silahkan klik disini)

0 comments:

Post a Comment